Bayan Resources mendapatkan penghargaan sebagai emiten terbaik sektor pertambangan dalam Bisnis Indonesia Award (BIA) 2019. Perseroan dinilai mampu menjaga pertumbuhan kinerja secara berkelanjutan dalam 3 tahun terakhir.
Penghargaan itu diterima langsung oleh Direktur Utama Bayan Resources Dato' Dr. Low Tuck Kwong di Raffles Hotel, Jakarta, Jumat (12/7).
Ditemui Bisnis usai BIA 2019, Komisaris Bayan Resources Michael Sumarijanto mengatakan bahwa perseroan tidak pemah khawatir dalam berinvestasi di bidang infrastruktur. Menurutnya, rencana peningkatan produksi harus ditunjang oleh infrastruktur yang baik.
Pada 2019, BYAN menganggarkan belanja modal US$100 juta—US$130 juta. Perseroan melaporkan telah merealisasikan US$11,1 juta pada Januari 2019—Maret 2019.
Di tengah fluktuasi harga batu bara, Michael menyebut perseroan tetap berhati-hati, Menurutnya, perseroan memerlukan perencanaan yang baik agar tetap mempertahankan produksi seperti saat ini. “Kalau keadaan memungkinkan untuk meningkatkan produksi, maka dilakukan tetapi sekali lagi kami tergantung infrastruktur,” jelasnya.
Dia menuturkan, saat ini target produlsi perseroan masth sesuai dengan panduan yang telah disampaikan. BYAN masih mempertahankan target produksi 32 juta ton—36 juta ton pada 2019.
Kendati demikian, Michael tidak menampik perseroan tengah mengarah ke target produksi 50 juta ton per tahun. Akan tetapi, hal itu juga memerlukan persiapan infrastruktur. “Kalau memang permintaan di sektor batu bara tinggi mungkin dalam 3 tahun—4 tahun bisa.”
Pada kuartal 1/2019, BYAN melaporkan pendapatan US$365,41 juta atau turun 10,44% dari US5$408,00 juta pada kuartal 1/2018. Dari situ, laba bersih yang dikantongi senilai US$84,23 juta atau turun 30,85%
secara tahunan.